Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda termasuk yang menganggap mentega (butter) sebagai bahan makanan jahat, jauh lebih jahat dibanding bahan makanan lain?

Selama puluhan tahun, mentega jadi korban “fitnah” dan disebut sebagai bahan makanan jahat. Masyarakat disarankan mengganti mentega dengan minyak tumbuh-tumbuhan (nabati) yang kaya asam linoleat, seperti minyak safflower, minyak jagung, minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak cottonseed.


Studi terbaru, seperti diberitakan Food and Wine, menegaskan sesuatu yang sudah lama kita harapkan. Bahwa ternyata mengganti mentega dan lemak jenuh lain dengan minyak nabati tinggi asam linoleat tidak berpengaruh terhadap kondisi jantung.

Ilmuwan di UNC School of Medicine dan di National Institutes of Health menemukan sejumlah pola yang tak terduga.

Orang yang menggunakan minyak nabati memang memiliki kadar kolesterol lebih rendah, tapi mereka berisiko dua kali lipat terkena serangan jantung dibanding mereka yang mengkonsumsi mentega.

Perempuan dan pasien berusia lebih dari 65 tahun yang menggunakan minyak nabati, 15 persen lebih berkemungkinan meninggal dibanding kelompok pemakan mentega.

Tentu saja data ini mengejutkan. Anggapan salah yang digembar-gemborkan sejak 1960-an itu dibantah American Heart Association pada 2009. Asosiasi itu menegaskan kembali manfaat diet rendah lemak jenuh dan tinggi asam linoleat serta asam lemak tak jenuh omega-6 lain terhadap kesehatan jantung.

Tantangannya adalah untuk memahami mengapa diet alternatif-mentega itu kini mendapat bendera merah. Satu kemungkinan adalah minyak nabati menyebabkan inflamasi yang berhubungan dengan penyakit jantung.

Teori lainnya menyebut bahwa minyak ikut menyebabkan, aterosklerosis, yakni penyempitan dan pengerasan di dalam pembuluh darah arteri akibat pengendapan kolesterol dan zat-zat lemak lainnya.

Jadi, bersiaplah mengganti daftar belanja bulanan, ucapkan selamat datang kepada sahabat lama kita itu, dan beri dia kesempatan ke-dua. (sil) 

Sumber : CNN Indonesia