Pekerjaan merupakan poin terpenting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan dengan penghasilan lumayan akan dapat memenuhi kebutuhan yang dibagi menjadi beberapa aspek. Semakin banyak income yang didapatkan maka semakin tercukupi pula kebutuhan sebuah rumah tangga. Sayangnya kemudahan untuk mencari sebuah pekerjaan adalah tantangan terbesar untuk semua orang. Kemajuan teknologi yang mencapai angka pesat membuat beberapa perusahaan bergengsi mematok persyaratan yang mungkin hanya dapat dilakukan oleh segelintir orang. Selain itu, masuknya MEA (masyarakat ekonomi asean) menimbulkan dampak negatif dan positif. Salah satu dampak negatifnya ialah masuknya warga-warga asing ke indonesia yang menyebabkan persaingan yang begitu ketat. Bagaimana tidak? Warga asing yang notabene nya adalah sekumpulan orang-orang berintelektual tinggi tentunya memiliki derajat yang sangat berbanding terbalik bagi warga indonesia sendiri. Inilah yang membuat masyarakat akhirnya menyerah dan menerima segala jenis pekerjaan apapun dengan catatan halal sehingga dapat memberi rizki yang baik dan berguna bagi keluarga. 

Salah satu pekerjaan yang lazim di indonesia adalah menjadi seorang supir ambulance. Mungkin menjalani pekerjaan dengan profesi tersebut sangatlah dihindari oleh sebagian orang karena ketakutan akan hal-hal gaib yang bisa saja menghantui ketika sedang bekerja. Namun, kembali lagi pada permasalahan ekonomi yang paceklik membuat kepala keluarga hanya dapat pasrah menerimanya. Nah, apakah anda penasaran apa saja yang dialami oleh supir-supir tersebut? Suka duka menjadi supir ambulance yang tidak sembarang orang yang dapat merasakannya karena membutuhkan mental dan nyali yang kuat. Anda dapat membacanya dalam ulasan di bawah ini :

Suka duka supir ambulance
1. Harus selalu siap dan siaga di berbagai kondisi
Pekerjaan yang berhubungan dengan kesehatan bahkan nyawa seseorang merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan. Mereka harus siap melawan kantuknya jika dalam beberapa waktu yang diharuskan mengunjungi sebuah pelataran rumah yang membutuhkan pertolongannya. Ada juga yang bahkan rela tidak tidur sehari semalam karena jauhnya perjalanan yang harus ditempuh dari rumah korban menuju rumah sakit terdekat. Tak peduli panas maupun hujan. Mereka pun harus siap dengan kesehatan yang memadai. Inilah yang menguji mental karena supir ambulance harus selalu memiliki kesehatan yang prima untuk dapat mengerjakan pekerjaannya secara cepat dan tepat.


2. Berhubungan dengan mayat adalah sesuatu yang biasa
Berbeda dengan supir pada umumnya yang biasa mengantar pergi manusia dengan jasad dan nyawa yang utuh. Supir ambulance mengalami keduanya, ketika harus mengantar manusia dengan nyawa yang tak lagi berada dalam tubuhnay merupakan sebuah tantangan yang sudah biasa untuk mereka. Membayangkannya saja mungkin sudah membuat anda takut dan tak sanggup melakukannya. Ala bisa karena biasa mungkin inilah penyebabnya. Jam terbang yang membuat mereka terbiasa dengan keadaan bahka tak lagi mempermasalahkan jika harus mengantar manusia tak bernyawa tersebut dalam keadaan gelap gulita serta waktu yang sangat lama.


3. Waktu yang sedikit dengan keluarga
Meskipun memiliki penghasilan yang lumayan, mereka harus rela tidak menghabiskan waktu yang lama bersama keluarga. Bahkan di perayaan penting mereka seringkali harus absen untuk dapat memenuhi kewajibannya. Ya, karena keluarga adalah yang nomor 1 oleh karena itu segalanya mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Itulah beberapa suka duka menjadi supir ambulance yang dapat anda ambil pelajaran besera hikmahnya. Tidak ada pekerjaan yang buruk selama masih dalam tahapan halal untuk keluarga dan di masa depan