Tak jarang timbul pertanyaan di masyarakat kapan sebaiknya dimulai pendidikan pada anak. Apakah sejak ia berusia tujuh tahun saat anak mulai memahami baik dan buruk sesuatu hal? Atau sejak berusia dua tahun semenjak ia bisa berbicara ? Atau sejak lahir ? Kemajuan ilmu kedokteran saat ini telah menjawab pertanyaan tersebut bahwa pendidikan pada anak berawal sejak dalam kandungan.

Menurut David Chamberlain dalam bukunya Babies Remember Birth, pada usia janin delapan minggu dalam kandungan, indra perasa mulai muncul pada lidah janin. Pada usia empat belas minggu dalam kandungan janin sudah dapat menelan, ia juga bisa membedakan rasa manis atau pahit dan dalam usia dua puluh minggu dalam kandungan janin sudah bisa mengecap rasa serta menerima rangsangan dari luar seperti mendengar, melihat dan merasakan. Usia dua puluh dua minggu, janin sudah bisa mendengar dan peka terhadap sentuhan. Saat saat inilah kita mulai melakukan pendidikan janin selama dalam kandungan.

Kenyataan saat ini, beberapa ibu hamil kurang memperhatikan moment penting ini. Mereka tidak sadar bahwa masa pendidikan anak sudah dimulai saat hamil. Misalnya dalam hal pendidikan makan yang sehat pada janin. Biasanya karena tuntutan rasa mual atau rasa tidak enak di lambung seorang ibu hamil makan makanan dengan rasa yang menyengat, seperti makanan yang terlalu pedas, masam dan dengan bumbu yang menyengat. Hal ini merupakan pendidikan buruk pada janin yang dikandungnya. Memang biasanya pada trisemester pertama atau tiga bulan pertama kehamilan seorang ibu hamil akan merasakan rasa mual yang biasanya banyak terjadi di pagi hari yang sering di sebut morning sickness. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kenaikan hormon kehamilan.

Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual. Jadi, rasa mual yang muncul merupakan pertanda bahwa produksi hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan yang sehat berjalan normal sehingga perlu disyukuri dan dirayakan dengan memberi janin, yang terbaik baginya. Selain itu rasa mual selama kehamilan bisa juga disebabkan oleh pembesaran rahim, peningkatan kadar hormon estrogen, sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat, bisa juga disebabkan karena stress.

Sebenarnya mual saat hamil bisa ditangani secara mandiri dengan perubahan pola makan dan perubahan beberapa kebiasaan sebagai berikut ibu hamil harus beristirahat cukup karena kelelahan juga bisa menyebabkan mual, konsumsi makanan dan minuman dalam porsi sedikit demi sedikit tapi sering, batasi makanan yang terlalu pedas ataupun terlalu manis, hindari makanan atau bau-bauan yang dapat membuat mual, mengenakan pakaian yang nyaman yang tidak ketat di pinggang, pikiran harus tenang, hindari stress, relaksasi, hindari makan dengan berbaring, hindari makanan berlemak yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna, konsumsi vitamin penambah darah dalam dosis yang tepat atau menundanya tapi jika mual tak kunjung hilang konsultasikan ke dokter.

Selain mual, beberapa wanita hamil mengalami keadaan yang disebut ngidam. Sejak zaman dahulu, masalah ngidam pada ibu hamil memang merupakan misteri dunia kedokteran. Belum ada teori yang benar-benar dapat menjelaskan kondisi ini. Diduga keseimbangan hormon yang berubah dalam tubuh ibu hamil mempengaruhi kerja indera perasa. Ini menyebabkan perubahan dalam cara ibu hamil menanggapi aroma atau rasa makanan tertentu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap selera makan ibu hamil dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ngidam pada ibu hamil.

Sementara, kondisi "ngidam" ini memang wajar terjadi pada ibu hamil, tapi juga tidak terlalu aneh. Wajar jika seorang ibu hamil menginginkan mangga muda, itu karena tuntutan indra perasanya yang menginginkan rasa masam untuk mengurangi rasa mual yang dideritanya. Tapi jika keinginan itu muncul di malam hari apalagi harus didapat dengan cara yang aneh seperti inginnya mangga hasil curian dan lain lain menjadi tidak wajar dan tidak perlu dipenuhi.

Terdapat juga mitos-mitos yang harus diluruskan. Seperti misalnya: "Jika Ibu hamil ngidam lalu tidak dituruti maka anaknya akan ngiler" ini merupakan mitos yang tidak benar.

Sebaiknya dalam menghadapi ngidam, ibu hamil harus lebih bijak dan waspada dalam memilih makanannya. Ngidam bukan berarti tidak boleh dituruti, tapi ibu perlu belajar cerdas untuk memastikan bahwa asupan nutrisi ibu tetap seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi di dalam kandungan.

Jika secara medis ngidam sulit dijelaskan secara ilmiah, namun menurut para ahli psikologi, ngidam dapat terjadi karena biasanya seorang ibu yang sedang hamil muda mengalami beban psikologis yang cukup tinggi dan ingin selalu diperhatikan oleh orang lain. Karena ingin mendapat perhatian khusus dari orang lain biasanya ke suaminya maka wanita hamil cenderung meminta sesuatu yang ia inginkan dengan segera. Atau adanya beban psikologis yang tinggi maka wanita hamil cenderung mudah emosi, mudah sedih dan berbuat yang tidak rasional.

Wanita hamil biasanya akan lebih mudah sensitif terhadap segala sesuatu yang terjadi di dirinya. Hal ini juga dapat menyebabkan mengapa wanita hamil mengidam. Beberapa psikologis mengatakan seorang ibu yang tidak memanjakan diri secara berlebihan dan dapat menahan setiap keinginan yang muncul sebenarnya secara tidak langsung juga sedang mendidik janin untuk menunda keinginannya.

Nanti setelah melahirkan akan nampak bedanya seseorang yang memanjakan rasa ngidamnya akan melahirkan anak yang juga manja. Begitupun sebaliknya, ibu hamil yang bisa menunda tiap keinginannya akan melahirkan anak yang sabar dan bukan anak yang selalu minta dilayani dengan segera.

Seharus ketika hamil seorang ibu sadar bahwa di usia delapan minggu dalam kehamilan ini adalah saat yang paling tepat untuk mendidik tentang makanan sehat pada janin. Apapun yang dimakan oleh ibu ketika hamil akan ditiru oleh janin dan nantinya akan menjadi kebiasaan baginya ketika ia besar. Misalnya ibu hamil yang selama hamilnya makan mie instant maka akan melahirkan anak yang hanya mau makan mie instant saat ia lahir.

Untuk itu sebaiknya ibu hamil hanya makan makanan yang sehat, tidak hanya menuruti faktor selera sesaat saja. Saat inilah juga merupakan saat awal mendidik anak agar tidak manja dan keinginannya tidak harus sellau dikabulkan, lewat kesabaran dan ketegaran seorang ibu.

Menurut Dr. Van De Carr dalam buku While You’re expecting …Your Own Prenatal Classroom pada tahun 1997, beberapa kebiasaan baik antara ibu hamil dan janinnya selama kehamilan akan mengurangi pelbagai masalah yang mungkin timbul setelah janin dilahirkan. Ibu hamil yang secara teratur memperdengarlan musik, berbicara, bercerita, membacakan buku dan bernyanyi untuk anak selama kehamilan akan terbentuk komunikasi yang baik antara ibu dan anak yang ini akan terbawa saat anak anak dewasa.

Beberapa penelitian telah membuktikan memperdengarkan musik klasik dapat meningkatkan kecerdasan janin. Seorang dokter kandungan di Indonesia telah melakukan penelitian tentang hubungan yang baik antara janin yang diperdengarkan suara adzan dan pembacaan ayat Al Qur’an dengan kecerdasannya. Suara yang mampu membahagiakan janin adalah suara dengan tempo seperti detak jantung ibu sekitar 60 kali semenit. Suara suara inilah yang dapat menenangkan janin. Beberapa anak yang hafal atau dengan mudah diajak menghafal sebuah lagu atau doa tertentu adalah janin yang sebelumnya telah dilatih mendengar itu sejak dalam kandungan.

Penelitian Dr. Donald Shelter, telah meneliti pengaruh seleksi musik simfoni yang diperdengarkan saat dalam kandungan. Ketika janin tersebut dites pada usia di bawah dua tahun, anak anak ini dapat memainkan piano dengan satu jari dengan berirama di banding anak lain yang hanya memukul mukul keyboard. Anak ini juga cepat menirukan pola melodi sederhana. Menurut penelitian rangsangan seperti inilah yang akan mampu meningkatkan kecerdasan spiritual, kognitif dan emosional pada janin.

Banyak penelitian telah membuktikan pada usia dua puluh minggu dalam kehamilan janin sudah bisa merasakan semua stimulus yang diberikan untuknya. Contohnya penelitian yang dilakukan oleh Dr. Thomas Verni dalam bukunya The Secret Life of the Unborn child, membuktikan bahwa seorang ibu hamil yang sering bernyanyi atau bermain musik, akan melahirkan anak anak yang juga suka kebiasaan itu. Saat ibu senang dengan bernyanyi dan bermain musik selama hamil, saat itu pula ibu sedang mentransformasikan hobbynya pada janinnya. Tak jarang terlahir anak anak yang suka menari, bernyanyi atau mendongeng karena selama kehamilan sang ibu sering melakukan hal serupa.

Janin bisa mendengar suara jantung ibunya. Janin sangat hafal dengan irama jantung ibunya yang selalu ia dengar tiap saat. Karena ia berada sangat dekat dengan jantung ibunya. Irama ini yang kadang bayi rindukan saat ia sudah lahir. Hal ini terbukti beberapa bayi yang sedang menangis ketika didekap ibunya dan didekatkan ke dada kiri ibunya ia akan tenang. Karena jantung ibu berada di kiri, jadi ia merasa nyaman mendengar suara yang selama ini menjadi teman setia ketika ia di rahim ibunya.

Biasanya suara ayahpun punya kekuatan seperti ini, walau tidak sekuat suara ibu, karena suara yang paling sering ia dengar setelah suara ibunya adalah suara ayah. Untuk itu selama hamil sebaiknya ayah selalu mendekat ke perut ibu dan bersuara agar bayi nantinya bisa ditenangkan juga oleh suara ayah ketika ia butuh rasa nyaman. Biasanya janin bisa langsung mendengar suara ibunya tanpa perantara apapun. Itu karena suara ibu disalurkan ke rahim melalui tubuh ibu sendiri, tapi jika ayah atau orang lain yang akan memperdengarkan suara pada janin bisa dengan kertas yang digulung dan didekatkan ke perut ibu atau mulut pembicara ditempelkan ke perut ibu. Agar janin tidak kacau dengan suara lain yang ada di sekitarnya sebaiknya suara yang akan berbicara dengan janin agak dikeraskan. Cara lain untuk bisa didengar janin adalah dengan memperdengarkan musik dengan walkman yang ditempelkan ke perut ibu.

Pendidikan selama kehamilan ini juga bisa dilakukan sebagai alat komunikasi janin dan orang sekitarnya. Janin yang diajak berkomunikasi dengan orang luar dengan bermain gendang juga bisa merespon dengan menendang perut ibunya sesuai dengan pukulan gendang yang ia terima. Pendidikan selama kehamilan ini juga bisa berlanjut dengan mengenalkan beberapa kata tertentu pada janin. Rangsangan seperti inilah yang akan meningkatkan kecerdasan janin selama kehamilan.

Seperti kita ketahui pembentukan otak anak dimulai sejak usia dua puluh minggu dalam kehamilan sampai usia dua tahun. Pada saat itu aedang terjadi interkoneksi saraf dalam jumlah yang sangat besar pada anak. Hal ini bisa jadi pemicu kecerdasannya. Ini merupakan peluang istimewa untuk memberikan stimulus pada proses itu. Anak akan meningkatkan kemampuan inteletual, emosional, sosial dan spiritual dengan cara pendidikan selama kehamilan. Jika kita memulainya sejak anak lahir maka kita akan kehilangan waktu berharga sekitar enam belas minggu, ini merupakan kerugian besar.

Sumber gambar : kuakap.com

Apakah ini artikel favorite kamu? Ikuti Quiznya dan dapatkan hadiah menginap 2 malam di villa jimbaran bali

Quiz Doktersiaga Award