Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan dokter virtual yang menghubungkan dokter dengan pasien melalui dunia maya, kini semakin mudah ditemukan. Anda cukup mencari layanan tersebut di penyedia aplikasi seperti AppStore ataupun GooglePlay. Fenomena dokter virtual ini, sekarang mulai marak di Indonesia.

Lupakan mengantri di deretan pasien di rumah sakit ketika Anda akan berkonsultasi kesehatan atau ingin berobat. Dengan aplikasi berbasis daring tersebut, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dari rumah melalui video call atau pesan singkat.

"Sebenarnya aplikasi ini hanya membantu di proses awal ketika gejala penyakit datang," kata Irwan Heriyanto, dokter umum sekaligus Ketua Persatuan Rumah Sakit di Bekasi, ketika berbincang dengan CNNIndonesia.com dalam peluncuran aplikasi Halodoc di Hong Kong Cafe, baru-baru ini.


"Banyak pasien yang tidak tahu harus melakukan apa di awal, dengan ini setidaknya dokter dapat membantu. Perkara harus ke rumah sakit, itu bisa dibahas kemudian. Jadi komunikasi virtual ini dalam kasus darurat yang bukan pemeriksaan dalam," lanjutnya.

Kondisi darurat di sini maksudnya adalah memberi panduan bagi pasien atau keluarga, saat serangan awal terjadi yang tidak memungkinkan pasien untuk segera ke rumah sakit. Atau, dalam kondisi lainnya yaitu ketika pasien butuh berkonsultasi dengan dokter.

Irwan mengatakan bahwa penggunaan konsultasi secara virtual tidak mengurangi esensi pemeriksaan medis oleh dokter. Konsultasi dengan virtual melalui video call dapat dianggap sama dengan diagnosis.

"Membuat sebuah diagnoasa ada beberapa tahapan, dan di awal bisa dilakukan dengan cara analisis. Ini dapat membantu sebesar 50 persen," kata Irwan.

"Ini bukan soal penyembuhan, tetapi masalah penanganan awal. Dengan adanya instruksi dari dokter kepada pasien di awal kejadian, bisa sangat membantu.”

Irwan menambahkan, penanganan awal itu ibaratnya seperti pertolongan pertama.

“Khawatirnya kalau harus datang kemudian, malah terlambat, bisa terjadi sesuatu yang lebih parah. Yang terpenting adalah menyelamatkan orang secepatnya,” kata dia. 

Berawal dari Media Sosial

Salah satu aplikasi yang menyediakan jasa konsultasi dengan dokter secara virtual dan daring adalah Halodoc. Aplikasi yang baru dirilis secara resmi Jumat (8/4) lalu itu masih menjadi yang pertama di Indonesia.

Jonathan Sudharta, CEO Halodoc mengatakan bahwa terdapat 16 ribu dokter yang tergabung dalam basis data Halodoc. Sebanyak 600 dokter sudah memiliki aplikasi dan aktif secara daring. Basis data ini semula berawal dari media sosial khusus dokter yang juga dikelola oleh perusahaan Jonathan, yaitu LinkDokter.

"Dokter yang bergabung kami verifikasi bekerja sama dengan Council Kedokteran Indonesia selaku pemberi Surat Tanda Registrasi (STR). Selain STR, juga ada tahapan verifikasi berdasarkan Surat Izin Praktik (SIP) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Minimal satu SIP, maka dokter tersebut bisa online," kata Jonathan, dalam kesempatan yang sama kepada CNNIndonesia.com.

"Maka bisa saya yakinkan bahwa semua dokter di dalam aplikasi ini adalah valid. Selain itu, mengunduh aplikasi ini untuk dokter tidaklah mudah karena verifikasi itu," lanjutnya.

Dokter-dokter yang ada di basis data Halodoc pun terdiri dari berbagai spesialisasi bidang kedokteran, mulai dari gawat darurat hingga kecantikan. Para pengguna juga dapat menentukan sendiri dengan dokter mana yang akan mereka hubungi.

Soal pembayaran, sama seperti prosedur di rumah sakit. Pembayaran dilakukan setelah konsultasi selesai. Namun, bentuk pembayarannya mirip pulsa telepon. Masing-masing dokter sudah memiliki tarif yang akan diambil dari saldo aplikasi pasien.

"Untuk percakapan dengan dokter ini direkam semua. Yang jelas pada aspek kerahasiaan pasien, kami mengacu pada prosedur HIPAA. Bila suatu kali ada kejadian malpraktik, maka kami dapat memberikan rekaman ke regulator seperti Kementerian Kesehatan bila memang ingin menginvestigasi. Tapi kami memiliki kode etik tersendiri dalam hal tersebut," kata Jonathan. "Tapi yang jelas ini semua ada jejak telusurnya."

HIPAA merupakan singkatan dari Health Insurace Portability and Accountability Act yang dimiliki oleh Pemerintah Amerika Serikat dalam menjamin kesehatan para pekerja begitu masuk masa pensiun. HIPAA ini mengatur standar nasional transaksi jasa kesehatan secara elektronik baik untuk penyedia jasa kesehatan, jasa asuransi kesehatan, ataupun pengguna kesehatan.

Kebutuhan Generasi Melek Teknologi

Psikolog Universitas Atma Jaya, Vierra Adella mengatakan bahwa kemunculan jasa konsultasi kesehatan secara daring mengikuti tren kebutuhan dari generasi melek teknologi juga gaya hidup kaum urban yang dinamis.

"Kalau menurut saya ini seperti panci ketemu tutup. Kalau di Jakarta, metode konsultasi ini sangat dibutuhkan," kata Vierra. "Metode ini dapat membantu hal yang selama ini belum bisa diselesaikan, seperti ada orang yang khawatir saat harus datang ke rumah sakit dan berhadapan langsung dengan dokter.”

Vierra menambahkan, bagi sebagian orang, bertemu dokter itu identik dengan kabar buruk. “Karena ini metodenya adalah analisis dengan ngobrol, pemeriksaan jadi lebih soft, dan dokter bersedia ngobrol dengan pasien," tuturnya.

Dia juga menyebutkan lewat teknologi dokter virtual, pasien bisa memilih dokter untuk berkonsultasi. Dengan kata lain, pasien tak perlu terjebak dengan birokrasi ataupun rasa tak enak bila pindah dokter dan meminta second opinion.

"Kalau saya melihatnya bahwa walaupun nanti bisa jadi sedikit-sedikit konsultasi ke dokter, tapi budaya bertanya ke dokter menjadi tumbuh dan ini meningkatkan kesadaran akan kesehatan," ujar Vierra.

Namun, Vierra juga menambahkan, pasien tidak melulu harus mengikuti semua perintah dokter soal kesehatan.

"Saran saya adalah pasien harus yang paling paham akan dirinya sendiri. Buat penjelasan yang membuat dokter mendapatkan informasi, bukan hanya keluhan," ujar dia. “Selain itu, jika merasa tidak cocok dengan tindakan dokter, jangan ragu untuk protes. Singapura melakukan itu, membuat dokter menghargai bahwa itu tubuh pasien. Sekarang tinggal bagaimana dokter di Indonesia bisa punya ketrampilan service and customer oriented." (les/les)