Tujuan pembangunan millennium (Millenium Development Goals/MDGs) 2015 adalah  mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Salah satu target MDGs 2015 adalah menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan menurunnya angka kematian anak adalah angka kematian bayi sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indoesia (SDKI) 2012, angka kematian bayi di Indonesia adalah 43 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Riset kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, penyebab kematian bayi tertinggi adalah diare (31,4%) dan pneumonia (23,8%). 

Cakupan IMD dan pemberian ASI ekslusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan RISKESDAS 2013, cakupan IMD adalah 34,5%. Sedangkan berdasarkan SDKI 2012, cakupan pemberian ASI ekslusif adalah 42%. Salah satu penyebab kegagalan IMD dan ASI ekslusif adalah jumlah tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit sayang bayi) masih sedikit, kurangnya pengetahuan petugas kesehatan (dokter spesialis kandungan, bidan, dokter umum, dan perawat), kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, dan kurangnya dukungan suami/keluarga.

RUMAH SAKIT SAYANG BAYI

Rumah sakit (RS) sayang bayi adalah 75% bayi yang dilahirkan di RS tersebut hanya mendapat ASI dari sejak dilahirkan.3 World Health Organization memperkenalkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang terdiri dari:

  1. Mempunyai kebijakan tertulis yang secara rutin dikomunikasikan ke seluruh karyawan RS.
  2. Pelatihan staf RS agar terampil melaksaakan kebijakan RS ini.
  3. Penjelasan manfaat dan penatalaksanaan menyusui pada ibu hamil.
  4. Membantu ibu menyusui segera setelah lahir.
  5. Mengajarkan ibu cara menyusui, dan menjaga agar terus menyusui, walau terpisah dari bayinya.
  6. Tidak memberi minum atau makanan lain selain ASI, kecuali ada indikasi medis.
  7. Melakukan rawat gabung selama di RS.
  8. Mendukung ibu dapat memberi ASI sesuai kemauan bayi.
  9. Tidak memberi dot atau kempeng pada bayi yang menyusu.
  10. Membentuk kelompok pendukung ASI dan mendorong para ibu agar tetap berhubungan dengan kelompok tersebut.

PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL

Pada tahun 2010-2011, dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu, pemerintah melakukan kegiatan Kelas Ibu Hamil (KIH) di desa. Kelas ibu hamil terdiri dari kelompok ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20-32 minggu yang di dampingi oleh suami / keluarga dan difasilitasi oleh tenaga kesehatan bersama kader.

Pada tahun 2011 terbentuk 2.508 KIH. Kelas ibu hamil dilakukan selama 3 kali pertemuan selama rentang usia kehamilan ibu atau sesuai dengan hasil kesepakatan. Usia kehamilan terbagi menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.

KONSELING MENYUSUI PADA MASA KEHAMILAN

Tujuan pemeriksaan kehamilan sebanyak lebih dari 7 kali dan berkualitas adalah memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) bayi melalui pemberian ASI. Semua wanita hamil mendapatkan pengetahuan mengenai manfaat menyusui dan manajemen menyusui.

Manfaat menyusui pada ibu adalah meningkatkan ikatan dan hubungan yang erat antara ibu dan bayi, menekan terjadinya hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, kolesterol, penyakit jantung, dan kanker payudara.

Sedangkan manfaat menyusui pada bayi adalah menurunkan risiko penyakit diare, infeksi saluran pernapasan, alergi, dan membantu perkembangan kecerdasan anak.

ANATOMI PAYUDARA

Di dalam payudara terdapat alveoli, sel-sel otot, duktus laktiferus, sinus laktiferus, jaringan penyangga (ligamen), dan lemak.8 Alveoli terdiri dari sel-sel yang membuat ASI. Hormon prolaktin membuat sel-sel di dalam alveoli memproduksi ASI. Di sekeliling alveoli terdapat sel-sel otot. Sel-sel otot akan berkontraksi dan mengeluarkan ASI. Hormon oksitosin membuat sel-sel otot berkontraksi. Duktus laktiferus mengalirkan ASI keluar dari alveoli. Jaringan penyangga dan lemak mengelilingi alveoli dan duktus laktiferus. Jaringan penyangga dan lemak memberikan bentuk payudara besar dan kecil. Bentuk payudara besar dan kecil mempunyai jumlah alveoli, duktus laktiferus, sinus laktiferus yang sama. Hal ini menyebabkan payudara besar dan kecil adalah sama-sama menghasilkan ASI dalam jumlah yang banyak.

HORMON PROLAKTIN

Pada kehamilan, hormon progesteron menekan kerja hormon prolaktin. Hal ini menyebabkan sel-sel alveoli tidak membuat ASI. Setelah kelahiran terjadi penurunan kerja progesteron, mulai bekerjanya prolaktin. Prolaktin lebih aktif membuat ASI pada malam hari. Oleh karena itu, menyusui pada malam hari akan meningkatkan pembuatan ASI. Prolaktin disebut sebagai hormon cinta.

HORMON OKSITOSIN

Pada awal proses menyusu terjadi pengiriman rangsangan sensorik dari puting ke otak. Kemudian, bagian belakang kelenjar pituitari mengeluarkan oksitosin. Oksitosin masuk kedalam darah, payudara, dan merangsang kontraksi sel-sel otot di sekitar alveoli. Hal ini menyebabkan ASI di dalam alveoli mengalir sepanjang duktus laktiferus dan keluar payudara. Selain itu, oksitosin membuat kontraksi rahim pada setelah persalinan. Kontraksi rahim akan mengurangi terjadinya perdarahan setelah persalinan.

KOMPOSISI ASI

Komposisi ASI bervariasi berdasarkan usia bayi, dari awal proses menyusu sampai akhir proses menyusu.8 Kolostrum adalah ASI khusus yang ibu hasilkan pada beberapa hari pertama setelah persalinan. Tetapi, ada beberapa ibu yang mengeluarkan kolostrum pada sebelum melahirkan.

Ciri – ciri kolostrum ialah jumlah sedikit dan kental, berwarna kekuningan atau jernih, sedikit mengandung lemak, dan banyak mengandung protein, karbohidrat. Manfaat kolostrum adalah meningkatkan sistem daya tahan tubuh, melindungi mata, dan mencegah terjadinya sepsis, kematian, bayi kuning, alergi. Setelah 2-3 hari, payudara mulai mengeluarkan ASI peralihan dalam jumlah yang lebih banyak, dan payudara akan mulai terasa penuh, keras, dan berat. Kemudian, setelah 2 minggu, ASI peralihan akan menjadi ASI matang. Dalam satu proses menyusu, ASI akan berubah dari awal sampai akhir. Perbedaan warna antara kolostrum, ASI satu hari setelah melahirkan, dan dua hari setelah melahirkan dapat dilihat pada Gambar 1.

ASI yang pertama kali keluar pada satu proses menyusu adalah ASI awal. ASI awal mengandung lebih banyak protein, laktosa, air, dan zat-zat gizi lainnya. Sedangkan ASI yang keluar terakhir adalah ASI akhir. ASI akhir mengandung lebih banyak lemak dan energi. Hal ini akan menyebabkan bayi menjadi kenyang, meningkatkan berat badan bayi.


Gambar 1. Perbedaan warna kolostrum, ASI satu hari setelah melahirkan, dan dua hari setelah melahirkan.


INISIASI MENYUSUI DINI

Inisiasi menyusui dini adalah proses memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya dalam waktu selama 30 menit sampai 1 jam. Sembilan tahapan yang dilakukan bayi pada IMD dapat dilihat pada Gambar 2. Tujuan IMD adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan kematian karena kedinginan (hipotermia).
2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
3. Meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan baik .
4. Ibu dan bayi merasa lebih tenang.
5. Menurunkan terjadinya alergi.
6. Meningkatkan keberhasilan ASI ekslusif.
7. Merangsang pengeluaran hormon oksitosin.


Gambar 2. Sembilan tahapan yang dilakukan bayi pada inisiasi menyusui dini

POSISI DAN PELEKATAN YANG EFEKTIF

Dalam memantapkan proses menyusui memerlukan posisi dan pelekatan yang efektif. Posisi menyusui yang efektif terdiri dari leher dan bayi dalam posisi satu garis lurus, bayi dipegang dekat ibu, seluruh badan bayi ditopang, dan bayi mendekat ke payudara, hidung berhadapan dengan puting.8 Pelekatan yang efektif terdiri dari terlihat lebih banyak areora diatas bibir, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah terputar keluar, dan dagu bayi menempel pada payudara ibu.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. World Health Organization. Millenium development goals. [Diunduh tanggal 1 Juli 2017]. Tersedia dari: http://www.who.int/tropics/millenium_development_goals/about/en/.
  2. World Health Organization. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks for medical students and allied health professionals. Geneva. WHO Press. 2009.
  3. World Health Organization. Ten steps to successful breatfeeding. [Diunduh tanggal 1 Juli 2017]. Tersedia dari: http://www.unicef.org/programme/breastfeeding/baby.htm.
  4. The coalition for improving maternity services: Evidence basis for the ten steps of mother-friendly care. Step 10: strives to achieve the WHO/UNICEF ten steps of the baby-friendly hospital initiative to promote successful breastfeeding. The journal of perinatal education. Winter. 2007. 16 (1-supplement).
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kinerja dua tahun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009-2011: Menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
  6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pelasanaan kelas ibu hamil. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.
  7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016. h. 105-106.
  8. World Health Organization. Pelatihan konseling menyusui. World Health Organization. 2011.
  9. Horta BL, Victora CG. Long-term effects of breastfeeding: A systemic review. World Health Organization. 2013.
  10. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku panduan bayi baru lahir di rumah sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010.

Apakah ini artikel favorite kamu? Ikuti Quiznya dan dapatkan hadiah menginap 2 malam di villa jimbaran bali

Quiz Doktersiaga Award