Hati-hati bermain hati
Duka diberi karma menanti
Hati-hati dengan penyakit hati
Hepatitis didapat rugi didepan menanti

Sepertinya istilah hepatitis sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas, setidaknya pernah mendengarnya. Juga para ibu yang memiliki anak kecil, pasti tidak asing dengan kata ini. Tapi, apakah sebenarnya hepatitis itu? Bahayanya apa? Gejalanya apa saja? Dan yang terpenting, bagaimana mencegah hepatitis?

Hepatitis merupakan suatu penyakit yang menyerang organ hati. Virus menjadi penyebab dari penyakit ini. Virus hepatitis masuk ke dalam tubuh manusia melalui beragam cara, antara lain melalui:

1. Konsumsi makanan yang kurang bersih
2. Menggunakan alat makan dan minum yang sama dengan pasien hepatitis.
3. Mengunjungi daerah yang memiliki tingkat kejadian hepatitis tinggi atau kurang bersih.
4. Kontak dengan darah atau cairan tubuh orang yang sedang sakit hepatitis (Bekerja pada tempat yang terpapar darah, mendapat transfusi darah dari donor yang belum dipilah)
5. Melakukan hubungan seksual dengan pasien hepatitis
6. Memakai jarum suntik yang sama secara bergantian
7. Penderita gagal ginjal yang menjalani proses cuci darah
8. Anak yang lahir dari pasien hepatitis.

Hepatitis ada macam-macam jenisnya, sesuai dengan virus yang menyebabkan dan caranya masuk ke dalam tubuh, yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Dari kelima jenis tersebut, hepatitis A dan hepatitis B adalah jenis yang paling banyak dialami. Virus hepatitis A dan hepatitis E masuk ke dalam tubuh melalui mulut, sehingga berkaitan erat dengan kebersihan makanan dan lingkungan. Sedangkan virus hepatitis B, hepatitis C, dan hepatitis D masuk ke dalam tubuh melalui darah atau cairan tubuh pasien hepatitis B.

Hati yang terganggu tentu tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Perlu diketahui bahwa hati memiliki fungsi menetralkan zat-zat yang dianggap racun oleh tubuh. Apabila zat-zat tersebut masuk ke dalam tubuh, tubuh secara otomatis akan mengalami kerusakan. Racun tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh dan merusak organ tubuh lainnya.

Selain itu, hati juga memiliki fungsi untuk mengolah zat gizi yang terkandung dalam makanan. Setiap bagian tubuh manusia memerlukan zat gizi dari makanan untuk menjalankan fungsinya. Akan tetapi, makanan tidak digunakan langsung oleh tubuh dalam wujud yang kita konsumsi. Makanan yang kita konsumsi akan dipecah menjadi zat-zat gizi. Zat-zat gizi ini berupa karbohidrat, lemak, dan protein, akan diolah hati agar dapat berguna bagi tubuh. Apabila hati mengalami gangguan, otomatis tubuh tidak dapat menggunakan makanan yang kita konsumsi untuk menjalankan fungsinya secara maksimal. Hati juga berperan mengolah suatu zat warna yang disebut bilirubin, yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui air seni dan tinja, sehingga memberi warna pada keduanya.

Gejala yang muncul pada pasien hepatitis terbagi dalam beberapa fase atau tahapan. Gejala hepatitis pada anak-anak cenderung tidak muncul sehingga diperlukan pemeriksaan yang lengkap. Sedangkan pada orang dewasa, gejala hepatitis lebih mudah diamati.

Pada fase awal penyakit, gejala yang muncul antara lain:
1. Demam
2. Nafsu makan berkurang
3. Lemas
4. Mual dan muntah
5. Juga dapat disertai nyeri otot dan nyeri kepala
6. Pasien perokok biasanya menjadi malas untuk merokok.

Sedangkan pada fase berikutnya, gejala yang muncul antara lain:
1. Air seni yang berwarna gelap seperti air teh,
2. Tinja menjadi lebih pucat.
3. Warna kuning pada kulit dan mata pasien. Semakin tua usia maka warna kuning akan semakin jelas.
4. Pasien juga dapat mengeluhkan gatal di sekujur tubuh.
5. Beberapa gejala lain yang mungkin timbul adalah nyeri sendi dan kemerahan pada kulit, walaupun lebih jarang dibandingkan gejala lain yang telah disebutkan di atas.

Pasien yang dicurigai mengidap hepatitis selanjutnya akan diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan darah pada pasien hepatitis mencakup:
1. Pemeriksaan darah rutin, terutama melihat kadar hemoglobin dan sel darah putih
2. Pemeriksaan fungsi hati
3. Pemeriksaan kadar antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan virus yang menyerang hati.

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis, karena pada umumnya pemulihan penyakit akibat virus bergantung pada peran dari sistem kekebalan tubuh. Selama perawatan, pasien hepatitis hendaknya tirah baring dan tidak bekerja.

Untuk mengurangi gejala mual, pasien hendaknya menghindari makanan berlemak dan makan dalam porsi kecil saja. Pasien juga mungkin kehilangan cairan sehingga perlu minum air yang cukup. Selain itu, pasien harus menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang tidak perlu karena akan memperberat kerja dari organ hati. Di sini keluarga memegang peranan peranan penting untuk menjaga asupan makanan maupun cairan pasien, serta membatasi aktivitas fisik pasien.

Apabila ditangani secara cepat dan tepat, umumnya pasien hepatitis A dapat sembuh. Namun, semakin tua usia pasien maka risiko untuk kambuh semakin besar. Selain itu, pada pasien usia lanjut dapat muncul komplikasi berupa gangguan pada saluran empedu juga kelainan ginjal, darah, dan organ lain meskipun jarang sekali terjadi. Sedangkan pada pasien hepatitis B, penanganan yang cepat dan tepat belum menjamin kesembuhan.

Virus dapat bertahan lama di dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan hati yang lebih lanjut yang disebut hepatitis B kronis. Kondisi ini dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati, di mana organ hati sudah rusak permanen. Satu-satunya cara menyembuhkan kedua penyakit tersebut adalah dengan cangkok hati, namun cara ini juga sangat sulit dilakukan. Apabila hepatitis dibiarkan saja tanpa penanganan yang cepat dan tepat, hepatitis dapat berkembang menjadi gagal hati yang mengancam nyawa.

Agar terhindar dari hepatitis dan kerugian-kerugian yang ditimbulkan olehnya, peran aktif dalam rangka pencegahan dari setiap individu maupun kelompok masyarakat sangat diperlukan. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
2. Mengonsumsi makanan yang terjamin kebersihannya
3. Menggunakan air bersih untuk memasak
4. Tidak berhubungan seksual dengan banyak pasangan. Jika suami/istri terkena hepatitis, tunda dulu hubungan seksual sampai pasien dinyatakan sembuh oleh dokter.
5. Tidak menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian
6. Bagi pekerja di lingkungan yang terpapar darah, dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan berbahan lateks dan masker)
7. Sampai sekarang, imunisasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah hepatitis.

Jadi pastikan seluruh anggota keluarga sudah mendapat imunisasi hepatitis. Pemberian imunisasi hepatitis B masuk dalam salah satu program wajib pemerintah dan mulai diberikan sejak lahir. Sedangkan hepatitis A tidak masuk program wajib pemerintah, namun sangat dianjurkan untuk mendapat imunisasi ini. Imunisasi hepatitis A dapat diberikan mulai usia 2 tahun. Hepatitis memang bukan penyakit ringan, namun dengan pencegahan sejak dini kita dapat menghidarinya.

Sumber gambar : herpohilia.org

Apakah ini artikel favorite kamu? Ikuti Quiznya dan dapatkan hadiah menginap 2 malam di villa jimbaran bali

Quiz Doktersiaga Award