Diabetes merupakan salah satu penyakit yang harus diderita seumur hidup. Kadar gula darah yang stabil dan normal harus dicapai jika pasien ingin memiliki kualitas hidup yang baik. Kadar gula darah adalah angka yang menunjukkan nilai glukosa darah pada seseorang, dan penilaian meliputi glukosa darah sewaktu, glukosa darah pada saat puasa, dan glukosa darah 2 jam setelah makan. Sayangnya, banyak penderita diabetes tidak mengontrol gula darahnya dengan baik, sehingga gula darahnya berfluktuatif dan tinggi.

Berdasarkan pengamatan penulis dari praktek pribadi dan praktek di klinik, ada beberapa golongan penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terjaga dengan baik.

  1. Golongan penderita “aji mumpung”. Golongan penderita ini merasa dengan meminum obat diabetes, tidak masalah makan banyak. Toh sudah makan obat yang akan mengatasi gula tingi yang masuk.
  2. Golongan yang menentukan pengobatan sendiri. Awalnya penderita rajin berobat, rajin kontrol gula darah. Namun lama kelamaan ketika merasa gula darahnya sudah terkontrol, penderita mulai malas ke dokter. Penderita mulai mengatur pengobatan sendiri. Kadang hari Senin makan obat, Selasa tidak makan obat. Kadang obat dimakan pagi hari, kadang dimakan malam hari.
  3. Golongan yang cuek bebek. Ketika merasa tidak ada perubahan setelah minum obat, golongan ini berhenti minum obat. Mereka sering lupa, bahkan sengaja tidak meminum obat gula darahnya. Toh sama saja dengan ataupun tanpa obat, jadi mengapa harus minum obat? Apalagi si penderita merasa tidak timbul rasa sakit (pain) pada tubuhnya.
  4. Golongan yang meremehkan diabetes. Golongan ini menganggap diabetes bukan penyakit berbahaya. Toh mereka dapat beraktivitas seperti biasa. Mereka tidak merasa ada gangguan dalam kehidupannya.
  5. Golongan yang percaya obat diabetes dapat menjadi racun. Golongan ini mempercayai kabar jika minum obat terus menerus menjadi racun bagi hati dan ginjal. Sebenarnya pasien diabetes tidak perlu khawatir apabila mengonsumsi obat diabetes dalam waktu yang lama. Obat diabetes adalah jenis obat yang sudah dirancang dan dibuat untuk konsumsi jangka panjang, sehingga aman untuk ginjal. Justru jika tidak minum obat, gula darah menjadi tidak terkontrol, dan berakibat timbulnya mematahkan pada ginjal atau hati.
  6. Golongan yang lebih menyukai pengobatan alternatif. Kadang penderita diabetes putus minum obat, mencari pengobatan alternatif, dan baru kembali kepada dokter jika sudah
    terjadi komplikasi. Mencari pengobatan alternatif adalah hak pasien, namun jika pengobatan tersebut tidak teruji secara klinis, dokter pun tidak menyarankannya.

Bagaimana? Apakah Anda yang sedang menderita diabetes termasuk dalam salah satu golongan tipe seperti di atas?

Bagaimana agar Gula Darah dapat Terkontrol?

Penanganan kontrol gula darah yang tepat memerlukan kerja sama antara tim dokter dengan pasien dan keluarganya. Ada beberapa point yang perlu diperhatikan dalam penanganannya, meliputi :

Membuat tujuan target pengobatan yang tepat

Target untuk penderita diabetes adalah mengatur kadar gula darah agar normal (gula darah puasa di bawah 100 mg/dL) dan HbA1c di bawah 7 persen.

Perlu diperhatikan, penanganan pada penyakit diabetes tidak hanya berfokus pada kadar gula darah saja. Selain kadar gua darah, perlu dilakukan kontrol terhadap kadar lemak dan tekanan darah juga untuk mencegah timbulnya komplikasi.
Selain itu, pengaturan kadar gula normal sebaiknya mengikuti anjuran dari dokter dan perlunya keterlibatan dokter dalam mengatur. Tidak dianjurkan bagi penderita untuk mengatur pengobatannya sendiri. Ada penelitian yang membuktikan bahwa penurunan gula darah yang

terlalu cepat dan kadar gula darah yang terlalu rendah pada penderita diabetes tingkat berat dan memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung malah meningkatkan angka kematian 5 tahun ke depan, walaupun resiko kematian karena penyakit jantung koroner menurun.

Perubahan pola makan dan olahraga

Gaya hidup tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu penyebab timbulnya diabetes. Aktivitas tubuh yang rutin dan pola makan yang seimbang sangat membantu dalam mengontrol gula darah.

Kepatuhan minum obat

Kepatuhan minum obat adalah ketaatan pasien dalam melakukan pengobatan dan melakukan semua petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

Monitoring dan screening gula darah secara rutin

Monitoring kadar gula darah adalah kemampuan pasien dalam melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur, baik secara mandiri ataupun dengan bantuan tenaga kesehatan. Monitoring secara rutin sangat membantu untuk mencegah komplikasi diabetes dan deteksi dini jika terjadi komplikasi. Monitoring ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan harian mengenai glukosa darah dengan alat GCU yang bisa dilakukan sendiri di rumah dan pemeriksaan laboratorium dalam rentang waktu 1-6 bulan sekali. Rentang pemeriksaan laboratorium biasanya ditentukan oleh dokter yang menangani.

Pendekatan pada Penderita yang Gula Darahnya Tidak Terkontrol dengan Baik.

Seorang penderita diabetes kadang belum memahami bahayanya jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Bisa juga dia memahami, namun terkadang karena usia lanjut, pasien lupa meminum obatnya atau tidak menjaga pola hidupnya. Disini pentingnya edukasi kepada pasien dan adanya caregiver yang menemani.
Diabetes tidak berbahaya, itu betul! Tetapi jangan lupa, banyak komplikasi akibat penyakit ini, dan komplikasi tersebut sungguh menakutkan. Mulai dari pembusukan pada kaki sehingga harus diamputasi, mata yang rabun, kesemutan pada tangan dan kaki, sampai pada timbulnya penyakit darah tinggi, gangguan jantung, dan gangguan ginjal.

Komplikasi akibat diabetes terbagi tiga secara garis besar, yakni :

  • Mikrovaskular (penyakit ginjal dan mata), yang bisa dikurangi resikonya dengan mengontrol kadar gula dalam darah dan tekanan darah
  • Makrovaskular (penyakit coroner, gangguan pembuluh darah pada otak) dapat dikurangi resikonya dengan mengontrol kadar lemak dan mencegah hipertensi
  • Metabolik dan gangguan saraf, dapat dicegah dengan kadar gula darah yang stabil dan normal.

Dapat kita lihat di atas, cara untuk mencegah terjadinya komplikasi ataupun menghambat progresivitas komplikasi adalah kontrol gula darah yang baik. Berdasarkan salah satu penelitian yang dilakukan di daerah Yogyakarta, penyuluhan mengenai perlunya monitoring dan kepatuhan meminum obat memberikan hasil signifikan kontrol gula darah yang baik oleh para penderita diabetes di daerah tersebut.

Terkadang penderita diabetes pun merasa lupa atau malas meminum obat. Disini pentingnya seorang pendamping (caregiver) untuk membantu. Tidak perlu menyewa tenaga khusus seperti perawat. Anggota keluarga seperti anak ataupun cucu dapat menjadi pendamping bagi penderita.

Jika keluarga si penderita menganggap pendampingan seperti ini sebagai beban, coba dipikirkan ulang!

Ketika timbul komplikasi, maka biaya dan tenaga yang dikeluarkan juga lebih banyak. Keluarga perlu mendampingi penderita ketika rawat inap di rumah sakit, harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk obat (bukan hanya untuk diabetes tapi untuk komplikasinya juga), dan mungkin juga diperlukan tindakan lebih lanjut untuk komplikasi seperti pemeriksaan radiologi ataupun operasi. Tentunya keadaan seperti ini tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Tidak mungkin kan kita biarkan orang tua/ nenek/kakek kita menderita kesakitan karena komplikasi tanpa kita rawat? Siapa yang tega? Karena itu lebih baik mencegah daripada harus kerepotan ketika timbul komplikasi.

Akhir kata, gula darah terkontrol sangat penting bagi penderita diabetes. Dengan demikian, quality of life penderita akan tetap baik. Pencegahan timbulnya komplikasi pada penderita akan membuat keluarga penderita tidak merasa terbebani lebih jauh, sehingga hubungan antara keluarga penderita dan penderita diharapkan tetap terjaga baik.

Sumber :
1. Khardori, Romesh. Type 2 Diabetes Mellitus. 2017. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/
2. The ADVANCE Collaborative Group. Intensive Blood Glucose Control and Vascular Outcomes in Patients with Type 2 Diabetes. N Engl J Med 2008; 358:2560-2572. DOI: 10.1056/NEJMoa0802987. Diunduh dari http://www.nejm.org/
3. The ACCORD Study Group. Long-Term Effects of Intensive Glucose Lowering on Cardiovascular Outcomes. N Engl J Med 2011; 364:818-828. DOI: 10.1056/NEJMoa1006524. Diunduh dari http://www.nejm.org/

Sumber gambar : indianexpress.com

Apakah ini artikel favorite kamu? Ikuti Quiznya dan dapatkan hadiah menginap 2 malam di villa jimbaran bali

Quiz Doktersiaga Award